Rabu, 28 Oktober 2009

MOVIE: 9, film kartun yang tidak mainstream



Gw merupakan penggemar film kartun, apa pun film kartun yang tayang di bioskop tanah air hampir dapat dipastikan gw termasuk penonton yang masuk dalam studionya. Mungkin alasan kenapa gw jenis genre tersebut karena film kartun menyuguhkan suatu jalan cerita sekaligus visualisasi yang hampir tidak dapat ditemukan di film – film non kartun. I can say, I found myself in the other world while I watched it.
Ga tau apa ada hubungannya sama dunia perfilman tanah air, tapi akhir – akhir ini gw banyak menemukan banyak film yang temanya itu – itu aja. Ceritanya cliché, pesan moralnya juga biasa aja.
Nah beberapa bulan yang lalu gw (seperti biasa) browsing film – film yang akan masuk tanah air. Nah disitu gw ngeliat trailer film bertajuk (cieh bahasanya) ‘9’. Disaat gw ngeliat itu trailer gw langsung mikir “I gotta watch this movie”. Alesan gw mikir kaya gitu karena, yang gw tangkep dari trailernya, it’s not such an ordinary cartoon movie, It brings such tense and seriousness.
Okay. Jadi kemaren gw baru banget nonton itu film. Seperti prakiraan gw sebelumnya (macem ramalan cuaca aja ya?) ini film emang beda dari film kebanyakan. Sederhananya, nonton 9 itu seperti nonton matrix trilogy dengan tampilan kartun. Kalau udah ada yg pernah nonton animatrix, ya seperti itulah filmnya.
Cerita yang diambil sama film ini hampir sama seperti ide yang dianut oleh matrix trilogy. Mengambil masa dimana manusia telah musnah akibat perang dengan mesin yang mereka ciptakan sendiri tapi memberontak. Seorang ilmuwan yang merupakan pencipta mesin utama yang mengakibatkan musnahnya umat manusia tersebut lalu menciptakan ‘another living thing’ yang diciptakan dengan mengorbankan dirinya. Ilmuwan tersebut bermaksud melanjutkan ‘kehidupan’ dimuka bumi setelah manusia musnah.
9 sendiri menceritakan tentang 9, mahluk ke 9 sekaligus yang terakhir dari ‘living creature’ yang ia ciptakan. Dalam film ini 9 dan mahluk sebangsanya (1, 2, 3, 4, dan seterusnya) harus memperjuangkan kehidupannya dalam ancaman mesin yang masih merajalela.
Untuk orang yang kurang menyukai kartun, film ini kurang cocok ditonton dikarenakan beratnya konten yang dimuat dalam film ini. Tapi bagaimana pun juga, sebuah konsep yang berbeda dari kartun kebanyakan, dapat menjadi alasan untuk menyaksikan film ini. Yah, itung – itung menambah movie experience teman – teman lah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar